Dari Aisyah Ra., dia berkata, “Rasulullah Saw. berkata, ‘Wahai Aisyah, hindarilah olehmu dosa-dosa kecil. Karena ada yang akan menuntut dari Allah terhadap amal-amal itu’.” . Ini adalah nasehat berharga yang sering kali dilalaikan orang, yaitu mewaspadai dosa-dosa kecil. Manusia sering kali menyepelekan dosa kecil, padahal sikap seperti itu sangatlah tercela.
Misalnya, seorang penuntut ilmu yang meminjam satu jilid buku, namun setelah itu ia tak pernah mengembalikannya; atau ia masuk ke tempat orang-orang yang sedang makan dengan tujuan agar ia juga diajak makan atau memakan makanan yang dia sendiri tak pernah dipanggil untuk memakannya; atau melihat hal-hal yang diharamkan dengan anggapan bahwa hal itu hanyalah dosa kecil belaka.
Simaklah olehmu pengalaman orang-orang yang pernah lalai, teruslah waspada dan cermatilah selalu akibat yang akan engkau peroleh dari perilaku dan perbuatanmu sendiri. Berhati-hatilah dengan percikan api, karena mungkin saja ia bisa menghanguskan kota.
Sahl bin Sa’d Ra. berkata, “Jauhilah olehmu sekalian dosa-dosa kecil. Karena perumpamaan dosa-dosa kecil itu laksana sekumpulan orang yang singgah di tengah lembah. Yang ini datang sambil membawa dahan, dan yang ini datang sambil membawa dahan, lalu mereka memasak rotinya. Sesungguhnya dosa-dosa kecil itu perbuatan durhaka.”
Setelah Nabi Saw. wafat, Anas Ra. berkata, “Sungguh kamu sekalian sudah mengetahui berbagai amal yang menurut pandanganmu itu lebih lembut dari sehelai rambut. Apabila kamu menyebutnya pada masa Nabi Saw. adalah perbuatan durhaka.”
Saudariku, kalau yang dikatakan Anas Ra. seperti itu pada masa sahabat dan tabi’in, lalu bagaimana jika Anas melihat kondisi orang-orang pada masa sekarang? Tentu beliau akan merasa menyesal dan sedih menyaksikan para pemeluk Islam meremehkan hak-hak Allah.
Wanita mukminah yang lurus keimanannya tidak akan memandang kedurhakaan yang terjadi di depannya, lalu dia berkata tanpa menaruh perhatian: “Itu hanya dosa kecil dan remeh.” Tetapi dia harus takut terhadap siksa Allah, karena dosa-dosa kecil apabila dikerjakan terus-menerus akan menjadi besar dan dosa ini – menurut Ibnu Abbas Ra. – adalah salah satu di antara dosa-dosa besar.
Seorang zahid bernama Bilal bin Sa’d berkata, “Janganlah engkau melihat kepada kecilnya kesalahan. Tetapi lihatlah siapa yang engkau durhakai.”
Apakah Allah pantas didurhakai, padahal Dia adalah Dzat Yang Maha Agung, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dia telah memberi kita berbagai kenikmatan, rahmat, dan ampunan, tetapi tetap saja kita mendurhakainya. Bahkan di antara kita ada yang berbuat syirik, suatu dosa besar yang tidak terampuni oleh-Nya.
Abu Ja’far as-Sa’ih berkata, “Ada kabar yang sampai kepada kami, bahwa seorang wanita ahli ibadah yang selalu aktif mengerjakan shalat-shalat sunat, berkata kepada suaminya, ‘Celaka engkau. Bangunlah! Sampai kapan engkau tidur saja? Sampai kapan engkau selalu dalam keadaan lalai? Aku akan bersumpah demi engkau, janganlah mencari penghidupan kecuali dengan cara yang halal. Aku akan bersumpah demi engkau, janganlah masuk neraka hanya karena diriku. Cobalah berbuat baik kepada ibumu, sambunglah tali persaudaraan, janganlah memutus mereka sehingga Allah akan memutus dirimu.”
Begitulah yang dilakukan seorang wanita muslimah yang bertakwa. Dia menolong suaminya dalam urusan dunia dan akhirat. Marilah kita berkaca pada diri kita sendiri, apakah kita seperti itu atau tidak. Bukan karena kasarnya kata-kata, tapi saling nasehat-menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. Ingatkanlah suami jika lalai, karena siapa lagi yang mengingatkannya kecuali orang yang terdekat dengannya, yaitu istrinya.
Janganlah justru malah menuntut untuk mendapatkan harta yang banyak, padahal kemampuan suami sangat terbatas. Kemudian bisa jadi karena tuntutan itu yang setiap hari terdengar di telinga suaminya, akhirnya sang suami melakukan tindakan nekat menghalalkan segala cara untuk mendapatkan harta yang banyak. Maka, janganlah bersedih jika kemudian sang suamimu berbuat kejahatan!
Wanita muslimah harus berupaya menjauhi dosa-dosa kecil, walaupun ia tidak luput dari dosa. Selagi kita berdosa, maka kemudian kita bertobat, beristighfar, dan menyesali perbuatan keji, sekecil apa pun dosa tersebut. Dengan adanya penyesalan dan pengakuan ini, maka sesungguhnya Allah itu Maha Luas ampunan dan rahmat-Nya, Dia pasti akan mengampuni.
0 komentar:
Posting Komentar