Negara Islam Indonesia (NII) mengincar para mahasiswa maupun pelajar SMA sebagai sasaran utama cuci otak. Akibatnya banyak pelajar dan mahasiswa hilang akibat doktrin NII.Pemerhati Anak Kak Kresno menilai remaja atau ABG yang berusia belasan tahun memang berada pada proses mencari jati diri, di mana banyak terjadi perubahan hormonal. Alasan itu menurutnya, dapat menjadi sasaran empuk bagi NII untuk memasukkan doktrin mereka kepada para korban.
"Remaja belasan tahun memasuki fase topan dan badai, sangat rawan menjadi sasaran empuk, sangat ideal dimasuki doktrin yang berbau agama misalnya agar masuk surga ke jalan yang lurus, mati pun ikhlas," ujar saudara kandung Kak Seto itu kepada wartawan, Jumat (22/4/2011).Kak Kresno menambahkan untuk mencegah dan menghadapi remaja, para orangtua harus mengubah paradigma cara mendidik anak mereka. Jangan lagi memakai bahasa perintah dan otoriter.
"Orang tua perlu memakai cara masa kini, tak lagi otoriter, perintah dan kolot, pakailah bahasa mendengar kepada para remaja," tegasnya.
Jika sudah terjadi, kata dia, orangtua seharusnya dapat segera menyadari perubahan perilaku anak mereka. Apalagi jika sampai hilang, segera melapor ke pihak berwajib untuk mencari buah hati mereka.
"Jangan berlama-lama dibiarkan, semakin lama akan semakin sulit, orangtua harus tahu perubahan anak, misalnya dari periang, menjadi serius dan tertutup," tandasnya.
0 komentar:
Posting Komentar